Sejarah

Sejarah Kelurahan Gonda Baru


Cikal bakal perkampungan Kelurahan Gonda Baru sebelumnya berasal dari kawasan Lipu Mangau Desa Gunung Sejuk (kini Kabupaten Buton Selatan) yang terbentuk sejak berabad silam sebagai bagian dari Kerajaan Buton masa lalu, Kemudian mereka berimigrasi ke kawasan Gonda Lama disekitar perbukitan yang kini disebut dengan nama ‘bukit teletabis’ Desa Wakaokili yang kemudian mekar menjadi Desa Wangu-Wangu Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton.

Perkampungan-perkampungan tua di Buton ini dipimpin seorang Kepala Desa bernama (Almarhum) La Ntewo di tahun 1966 sampai dengan tahun 1970, kemudian berganti oleh Kepala Desa bernama Mayor La Epe (1970-1977). Di kepemimpinan kepala desa ini kemudian muncul program pemerintah pusat ‘resetlemen’ untuk kawasan kampong tua tersebut, dengan memindahkan penduduknya ke perkampungan baru yang kini disebut Desa Gonda Baru

Kepemimpinan Desa Gonda Baru, pasca kepemimpinan Mayor La Epe silih berganti. Dalam ingan memory kolektif asyarakat Gonda Baru, beberpa Kepala Desa yang menjabat diantaranya Benda Abdullah (1978-1982), Baso Kila (1982-1987), Jahide (1987-1992), selanjutnya digantikan Nakir menjabat di tahun 1992-1993. Selanjutnya digantikan Karim (1993-1997), dan Nurdin (1997-2003).

Di masa kepemimpinan Bapak Nurdin, terjadi perubahan status Desa Gonda Baru menjadi Kelurahan Gonda Baru seiring lahirnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Baubau. Namun perubahan ini benar-benar dilaksanakan pada tahun 2003, sekaligus mengakhiri kepemimpinan Nurdin selaku Kepala Desa, yang diikuti dengan penunjukan Mustari, SSTP selaku Lurah Pertama di tahun 2004.

Pejabat Lurah selanjutnya adalah La Iria yang menjabat hingga tahun 2011, kemudian Lurah selanjutnya adalah La Juba yang menjabat tahun 2012-2017. Kini Kelurahan Gonda Baru dipimpin Lurah bernama Syafrin, SIP sejak 2017 sampai sekarang

Penduduk Kelurahan Gonda Baru umumnya berasal dari etnik Cia-Cia Laporo yang dalam sejarah Kerajaan dan Kesultanan Buton disebut ‘Antona Soronga’. Pemahaman filosofis tentang Antona Soronga dalam masyarakat Buton sebagai wadah kehidupan masyarakat.

Kini Gonda Baru telah banyak mengalami kemajuan di berbagai aspek kehidupannya. Penduduknya umumnya berprofesi sebagai petani, pedagang, sebagai pegawai negeri, dan juga banyak yang berdiaspora ke berbagai daerah di Nusantara seperti Papua, Maluku dan Kalimanatan.

Kekerabatan masyarakat Gonda Baru tetap terpelihara hingga saat ini, termasuk mereka yang berdiaspora. Setiap tahun mereka pulang kampung dan bersama-sama dengan masyarakat umumnya menyelenggarakan acara ‘mataa’ atau pesta kampong, sebagai rityula penghormatan dan rasa syukur kepeda negeri dan Tuhan Yang Maha Esa.

Masyarakat Gonda Baru adalah masyarakat yang cukup terbuka dengan masyarakat luar, dinamis, dan sangat memelihara adat istiadat, dan kompak dalam memelihara hubungan kekerabatan**

Sumber: Bapak Nurdin (Mantan Kepala Desa Gonda Baru, Mantan Anggota DPRD Kota Baubau 2004-2009, dan mantan Parabela Gonda Baru)

Copyright 2024 Kelurahan Gonda Baru